Senin, 19 September 2016

I saw blood .. and I laughed , then cried

Sabtu , 17 September 2016
Sangatta , East Kalimantan .


Tepatnya pukul 11:00AM .
Gue melakukan aborsi susulan, setelah gagal melakukan aborsi 2 minggu sebelumnya. Siang ini, pendarahan hebat terjadi, bahkan sampai netes-netes kelantai. Daging segar yang keluar dari kemaluan ku sangatlah menyakitkan, rahimku seperti dikuras dan diperas. Aku pucat dan terkapar lemas. Tapi aku tak gentar, aku lawan rasa sakit, aku tetap berdiri tegak walau tertatih. Batinku menangis melihat gumpalan itu keluar tergeletak dilantai kamar mandi, tapi mulutku tertawa, tertawa menertawakan betapa bodohnya aku. Betapa tolol nya aku dalam menjalani hidup, umur 28 tidak membuatku lebih dewasa dan bijak.Aku pikir aku tua sia-sia. Untuk apa hidup lebih lama kalau tidak berarti, daridulu aku memang ingin tak ingin hidup lebih lama. Tapi mati pun tak mudah ..
Aku tak perlu menjelaskan kenapa aku menggugurkan janin yang kuinginkan, dan siapa yang bertanggung jawab dibalik semua itu. Cukup aku dan Tuhan aja yg tau . Lagipula aku terlalu malas untuk menyalahkan siapapun. Sudahlah ..
Satu hal yang tersisa..
Aku tak ingin lagi rasanya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar